CRUDE PALM OIL (CPO)
Crude palm oil (CPO) adalah salah satu jenis minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia, yakni sekitar 40% dari seluruh jenis minyak nabati. Pemanfaatan minyak ini pun sangat beragam, terutama sebagai bahan pangan, industri kosmetik, industri kimia, industri pakan ternak, dan lain-lain.
Apa Itu Crude Palm Oil?
Seperti namanya, crude palm oil merupakan minyak kelapa sawit mentah. Produk ini diperoleh dari hasil ekstrkasi atau proses pengempaan daging buah (mesocarp) kelapa sawit umumnya dari spesies Elaeis guineensis dan belum mengalami pemurnian.
Minyak kelapa sawit mentah berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) sekalipun keduanya dihasilkan oleh buah yang sama. Selain itu, minyak kelapa sawit mentah juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos nuifcera).
Perbedaan ini terletak pada kandungan yang dimiliki oleh masing-masing jenis minyak. CPOpada dasarnya mempunyai warna kemerahan karena adanya kandungan beta-karoten yang tinggi.
Beta karoten sendiri merupakan senyawa awalan vitamin A yang juga merupakan pigmen berwarna dominan merah-jingga yang secara alami ada pada tumbuhan termasuk buah-buahan.
Sementara itu, inti minyak kelapa sawit tidak memiliki kandungan beta-karoten sehingga dari komposisi warnanya pun berbeda. Adapun perbedaan kandungan lemak jenuh di antara minyak kelapa sawit mentah, minyak inti kelapa, dan minyak kelapa cukup signifikan, yakni berturut-turut 41%, 81%, dan 86%.
Kegunaan crude palm oil
Sebagai catatan, Indonesia sendiri merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit tertinggi di dunia. Bersama dengan Malaysia, Indonesia berhasil memenuhi kebutuhan crude palm oil dunia hingga 85%.
Hal ini pun mendorong makin banyaknya studi yang dilakukan terkait inovasi yang dapat dilakukan terhadap olahan minyak sawit mentah. Tujuannya tak lain adalah meningkatkan nilai dari crude palm oil dan mempertahankan industri sawit yang ada saat ini.
Untuk pemanfaatan turunan dari produk pengolahan CPO, berikut adalah beberapa contohnya yang paling umum.
Campuran Biodiesel
Pemerintah Indonesia telah gencar mendorong dilakukannya peningkatan dalam pemanfaatan minyak nabati sebagai bahan bakar alternatif dalam hal ini adalah biodiesel. Minyak sawit dapat menjadi bahan campuran yang dikombinasikan dengan solar dalam takaran tertentu maupun menjadi 100 persen bahan bakar nabati (BBN).
Gagasan tersebut pun akhirnya terlihat makin nyata pada 2020.
PT Pertamina (persero) berhasil memproduksi bahan bakar yang 100 persen bahannya berasal dari minyak nabati alias D-100. Adapun dalam implementasinya, sejauh ini baru sebesar 30 persen biodiesel yang digunakan.
Meski begitu, hal ini tetap merupakan kabar gembira. Produksi BBN dalam negeri akan mengurangi ketergantungan Indonesia selama ini dalam melakukan impor minyak mentah.
Terlebih lagi dengan fakta bahwa Indonesia merupakan penghasil minyak sawit terbesar di dunia, kebijakan pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan bakar pun dapat lebih mudah diterapkan.
Salah satu pemanfaatan dari minyak nabati hasil pengolahan CPO yang paling umum adalah sebagai bahan baku minyak goreng. Minyak goreng sendiri merupakan salah satu kebutuhan harian mendasar rumah tangga, terutama di Indonesia.
Terlepas dari kontroversi yang menyebut bahwa minyak kelapa sawit berbahaya bagi kesehatan, nyatanya masyarakat masih menggunakan produk ini untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Walau sebagian besar fungsi minyak goreng adalah untuk keperluan dapur baik skala rumahan hingga restoran dan industri makanan berskala besar nyatanya dapat pula dimanfaatkan untuk beberapa keperluan lain.
Minyak goreng juga bisa digunakan sebagai pelumas alat rumah tangga, menghilangkan noda cat dari tangan, pelindung furnitur dan alat masak, hingga pembersih mobil.
Di samping minyak goreng, minyak nabati dari crude palm oil juga menjadi bahan baku margarin. Seperti minyak goreng pula, margarin diperlukan untuk keperluan memasak mulai dari rumahan hingga industri makanan berskala besar sekalipun.
Margarin pun masih bisa menghasilkan produk olahan lainnya, sebut saja seperti cokelat, es krim, selai kacang, krimer, hingga biskuit dan berbagai kue kering.
Sekitar 70% produk kosmetik yang terdistribusi di seluruh dunia memiliki kandungan kelapa sawit di dalamnya. Pasalnya, minyak sawit memiliki kegunaan untuk memberi kelembapan dan tekstur yang dibutuhkan oleh produk kecantikan. Selain itu, harga CPO yang juga lebih murah dibandingkan beberapa bahan dengan manfaat serupa lainnya menjadi alasan mengapa minyak sawit lebih banyak dipilih.
Kendati belum ada data kuantitatif pasti yang menyebut jumlah seluruh produk kecantikan di seluruh dunia, dapat diamati bahwa industri kecantikan baru dengan berbagai produk yang ditawarkan terus bermunculan setiap waktunya. Kondisi ini tentunya membuat industri kelapa sawit makin tak kehilangan pasar.
Sumber
https://mutuinstitute.com/post/crude-palm-oil/